Bahagia Seperti Apa ?



Mau bahagia apa luka, atau kecewa ?
Kata bahagia sudah sangat familiar, hampir tak ada satu orang pun yang tidak kenal dengan kata ini. Dari mulai bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga lansia.bahkan sejak menjadi janin di perut ibu pun sudah di kenal kan apa itu bahagia, melalui kondisi perasaan ibunya.seorang ibu akan sangat berusaha keras untuk membuat perasaannya selalu bahagia agar sinyal yang di sampaikan kepada anaknya pun adalah yang bernama kebahagiaan.

Dari semenjak berupa janin saja sudah di perkenalkan dengan bahagia, apalagi setelah kita berada di dunia dan menjadi manusia sempurna. Yang pada kenyataannya sosok manusia selalu tidak pernah mau di pisahkan dengan yang namanya bahagia. Yang di jadikan tujuan hidup, cita-cita yang idamkan atau titk focus utama hidup sesorang adalah yang di sebut dengan kebahagiaan.
Entah apa dan bagaimana sebetulnya maksud daripada bahagia itu, seperti apa bentuknya, dan di mana kita bisa menemukannya.

Setiap kepala manusia memiliki persepsi yang berbeda mengenai pengertiannya, ada yang mengartikan bahagia dengan sebatas senyuman saja, di mana orang lain akan berkesimpulan bahwa ia sedang bahagia karena ada guratan senyum di bibirnya, pun ia yang memiliki senyum, seakan sudah mampu meyatakan bahwa dirinya sedang bahagia. Yang menjadi lawanya senyum disini adalah tangis, yang menjadi symbol berbalik dengan bahagia, yaitu menderita atau luka.

Ada juga yang mengartikan  ia berbahagia tetkala mampu menggenggam sebuah pencapaian yang senantiasa di idam-idamkan, atau berhasil meraih kesuksesan. Yang menjadi lawan kata disini adalah kekecewaan. Kecewa karena tidak mampu meraih sesuatu yang di inginkan misalnya, di situ yang timbul bukan bahagia, tapi justru kecewa.

Ada yang bilang, bahagia itu sederhana. Tergantung asumsi masing-masing logika. Memang sangat betul, tak bisa bahgaia itu di ukur dengan menggunakan satu ukuran baku, ia memiliki sifat yang sangat relative. Tak bisa di nilai dari jumlah uang yang dimiliki, banyak nya senyuman yang tersungging, melimpahnya oujian yang terlintarkan, atau seberapa meriahnya tepuk tangan.

Bahgaia itu, memiliki kesan tersendiri bagi setiap manusia. Sekali lagi, tergantung manusianya. Dan yang paling penting, bahagia itu ada, tergantung kita mengolah atur apa yang masuk ke dalam rasa.bukan tergantung penilaian orang atau lingkungan luar terhadap diri kita.kita tidak butuh bahagia karena orang lain akan memberi kesimpulan bahwa kita hidup bahagia tanpa mengerti apa yang sejujurnya di rasa.

Jangan lupa bahagia!
Next Post Previous Post
7 Comments
  • Yulia
    Yulia 17 September 2019 pukul 02.00

    Bahagia kita yg ciptakan hehehe

    • Fira Ibrahim
      Fira Ibrahim 17 September 2019 pukul 09.11

      Semangat menciptakan bahagia...😍

  • @r_maria_ulfah
    @r_maria_ulfah 17 September 2019 pukul 05.44

    Siap teh, B-A-H-A-G-I-A kita yang punya, kita yang rasa💙

    • Fira Ibrahim
      Fira Ibrahim 17 September 2019 pukul 09.07

      Hhhe....bener ya kak, makasih yah udah mampir 😍

  • Ibrahim Dutinov
    Ibrahim Dutinov 17 September 2019 pukul 11.14

    kamu senyum aja aku udah bahagia kok

  • Slepifebrn
    Slepifebrn 17 September 2019 pukul 15.37

    Marvelous Selvi suka paragraf akhirnya huaaaaww

  • Fira Ibrahim
    Fira Ibrahim 23 September 2019 pukul 08.18

    Teh Selvi makasiiih😍

Add Comment
comment url



Beri Dukungan

Nih buat jajan