tehfira.my.id

Bahagia Seperti Apa ?



Mau bahagia apa luka, atau kecewa ?
Kata bahagia sudah sangat familiar, hampir tak ada satu orang pun yang tidak kenal dengan kata ini. Dari mulai bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, hingga lansia.bahkan sejak menjadi janin di perut ibu pun sudah di kenal kan apa itu bahagia, melalui kondisi perasaan ibunya.seorang ibu akan sangat berusaha keras untuk membuat perasaannya selalu bahagia agar sinyal yang di sampaikan kepada anaknya pun adalah yang bernama kebahagiaan.

Dari semenjak berupa janin saja sudah di perkenalkan dengan bahagia, apalagi setelah kita berada di dunia dan menjadi manusia sempurna. Yang pada kenyataannya sosok manusia selalu tidak pernah mau di pisahkan dengan yang namanya bahagia. Yang di jadikan tujuan hidup, cita-cita yang idamkan atau titk focus utama hidup sesorang adalah yang di sebut dengan kebahagiaan.
Entah apa dan bagaimana sebetulnya maksud daripada bahagia itu, seperti apa bentuknya, dan di mana kita bisa menemukannya.

Setiap kepala manusia memiliki persepsi yang berbeda mengenai pengertiannya, ada yang mengartikan bahagia dengan sebatas senyuman saja, di mana orang lain akan berkesimpulan bahwa ia sedang bahagia karena ada guratan senyum di bibirnya, pun ia yang memiliki senyum, seakan sudah mampu meyatakan bahwa dirinya sedang bahagia. Yang menjadi lawanya senyum disini adalah tangis, yang menjadi symbol berbalik dengan bahagia, yaitu menderita atau luka.

Ada juga yang mengartikan  ia berbahagia tetkala mampu menggenggam sebuah pencapaian yang senantiasa di idam-idamkan, atau berhasil meraih kesuksesan. Yang menjadi lawan kata disini adalah kekecewaan. Kecewa karena tidak mampu meraih sesuatu yang di inginkan misalnya, di situ yang timbul bukan bahagia, tapi justru kecewa.

Ada yang bilang, bahagia itu sederhana. Tergantung asumsi masing-masing logika. Memang sangat betul, tak bisa bahgaia itu di ukur dengan menggunakan satu ukuran baku, ia memiliki sifat yang sangat relative. Tak bisa di nilai dari jumlah uang yang dimiliki, banyak nya senyuman yang tersungging, melimpahnya oujian yang terlintarkan, atau seberapa meriahnya tepuk tangan.

Bahgaia itu, memiliki kesan tersendiri bagi setiap manusia. Sekali lagi, tergantung manusianya. Dan yang paling penting, bahagia itu ada, tergantung kita mengolah atur apa yang masuk ke dalam rasa.bukan tergantung penilaian orang atau lingkungan luar terhadap diri kita.kita tidak butuh bahagia karena orang lain akan memberi kesimpulan bahwa kita hidup bahagia tanpa mengerti apa yang sejujurnya di rasa.

Jangan lupa bahagia!

Related Posts

There is no other posts in this category.

7 komentar

Posting Komentar