tehfira.my.id

Kalimat Tauhid

Zaman dahulu di masa jahiliyah. Nabi Muhammad Solallohu’alaihi wassalam harus mengubah tauhid orang-orang jahiliyah. Menjadikan mereka yang tadinya penyembah berhala, menjadi orang yang taat beribadah kepada Allah Subhanahuwata’ala. Atau lebih tepatnya menjadikan mereka yang tadinya menyembah Illah selain Allah kembali kepada Allah. Dan mengakui bahwa Nabi Muhammad Sollallohu’alaihi wassalam sebagai utusan-Nya.

Di zaman sekarang, aku rasa semua orang yang beragama Islam yang menjalankan salat, tentu tahu dengan lafadz syahadat.

"ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH, WAASYHADUANNA MUHAMMADAR RASUULULLAH".
Artinya 
"Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah" .

Lafadz tersebut selalu diucapkan ketika kita salat. Tapi apakah semua muslim yang salat itu, termasuk temen-temen Muslim sekalian betul-betul menjalankan makna dari kalimat syahadat ? wallohu’alam

Bismillah dalam tulisan ini aku sama sekali enggak berniat untuk menggurui atau mendakwahi temen-temen sekalian ya. aku cuman ingin sharing apa yang pernah aku pelajari, dan karena menurut aku ilmu ini bikin aku ngerasa tentrem. Maka dari itu, aku pengen temen-temen sekalian juga merasakanya.

Cindi : Sis, kenpa kamu kerja?
Nindi : Lah, kalau aku enggak kerja, aku makan dari mana?


Teeeet! Ada yang tahu pelajaran apa yang bisa kita ambil dari dialog di atas? Mari kita jawab… ucapan Cindi mengartikan bahwa seolah yang memberi makan itu sebuah pekerjaan. Padahal hakikatnya yang memberikan rezeki kita termasuk makan itu Allah Subhanahu wata’ala, kerja merupakan syari’at nya. Maka ada yang salah dengan pengungkapan Cindi itu, seharusnya tidak kita ucapkan.

Suatu ketika, malam sedang dingin-dingin nya, Cindi dan Nindi berkendara berboncengan dari tempat kerja menuju Rumah. Tiba-tiba …. Sriiiiiiit motor yang ditumpangi keduanya ngerem mendadak.

Cindi : Astaghfirulloh… ada apa Cin?
Nindi : Kita Sial nih Nin, barusan di depan ada kucing melintas, makanya aku rem.
Cindi : Oh ternyata kucing, yaudah yuk lanjut lagi, kita pulang.
Nindi : Ah enggak ah, kita nginep di kantor yuk?
Cindi : Lah kenapa ?
Nindi : Katanya kalau ada kucing melintas itu pertanda buruk Cin.

Teeeet! Kali ini ada yang tahu kenapa bel ditekan? Ada yang salah?

Mari kita jawab…. lagi-lagi ucapan Cindi atas salah besar. Seolah mengartikan bahwa yang menjamin seseorang terkena takdir-Nya (baca : celaka) adalah kucing. Padahal segala sesuatu itu terjadi atas kehendak-Nya. Bukan gara-gara kucing. ahhihihi

Well… aku rasa dua contoh cukup lah buat menegaskan ke kita bahwa tidak ada Illah selain Allah. Dengan kita berucap seperti Cindi, kita berarti menganggap ada Illah lain selain Allah. Karena kebiasaan kita, kadang kita enggak sengaja menduakan Allah, dengan pekerjaan, uang, kucing, harta benda atau apa pun seperti ucapan Cindi di atas. Maka berhati-hatilah dalam berucap, Hati-hati kalau ngomong.

Semoga kita selalu ada dalam lindungan Allah.

Related Posts

There is no other posts in this category.

3 komentar

  1. bukan nabrak kucingnya yg bikin sial..
    yg bikin sial itu... udh tau nabrak, dibiarin di tengah jalan, nggak dikubur pula..

    itu yg bikin Tuhan ngamuk-ngamuk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cindi : Sis, kenpa kamu kerja?
      Nindi : Lah, kalau aku enggak kerja, aku makan dari mana?

      kalau redaksinya "Lah, kalau aku enggak kerja, lewat cara apa aku bisa makan?" mungkin msh dibenarkan.. karena yg dibahas cara/washilah bisa makan. bukan sekonyong2 mendewakan pekerjaan..

      betul bgini mas ?

      Hapus
    2. Terimakasih sudah mampir Kak. btw aku perempuan..

      soal kucing, Kakak bener banget tuh, tapi mitos yang saya sebutkan juga enggak salah kok. karena dulu kalau ada kucing lewat artinya bakal dapet sial.

      selanjutnya Kak... obrolan soal kerja itu murni celetukan beberapa orang yg pernah saya tanyai . hehe

      Hapus

Posting Komentar