tehfira.my.id

Mencari Merdeka di Tengah Pandemi : Dari Ikatan Cinta sampai Pancasila

Merdeka di tengah Pandemi


Dari ikatan cinta itu nanti nyambung ke Pra-Kerja, terus nyambung ke India, Jepang, Korea, China sampai ke Pancasila. Untuk apa? 
Sebetulnya untuk memenuhi tugas pendaftaran ODOP Batch 9, aku sengaja menulis artikel Mencari Merdeka di Tengah Pandemi.  #OprecODOP9 #KomunitasODOP #OneDayOnePost

Jangan harap tulisannya memotivasi ya, apalagi ketemu Mas Al Ikatan Cinta. Dah lah, suka ya baca, kalau engga ya harus. Hehehhe

Mencari Merdeka di Tengah Pandemi : Dari Ikatan Cinta sampai Pancasila

Perkara mencari merdeka di Tengah Wabah ini tidak sulit sekali ya. Karena merdeka bukan sekedar kata yang mudah diucap lalu gagap untuk dijalankan (Note hilangkan kata tidak di atas, ya). Selama pembatasan diberlakukan, dari PSBB sampai dengan PPKM level Dewa pun sepertinya kata Merdeka di tengah Pandemi ini sulit sekali didapatkan. 

Lalu ke menakah kita harus mencari? Kepada siapa kita harus bertanya? Apa yang harus dilakukan setelah menemukannya? Sederet pertanyaan itu tidak usah kita jawab ya, karena aku nggak bakalan ngasih hadiah juga. Hehe

Merdeka itu apasih? 

Perkara menjawab pertanyaan tersebut, aku rasa sih bukan perkara mudah ya. Berdasarkan dialog sederhana ke beberapa elemen masyarakat dekat rumah, aku merasa belum mendapatkan jawaban yang saklek. 

Oh ya...sudah Pernahkah kamu bertanya selain kepada rumput yang bergoyang? Misal pada emak-emak penonton serial Ikatan Cinta, "Mak, apakah kita sudah merdeka?" Aku pernah loh. Jawaban mereka adalah : Belum

Oh ya…sudah Pernahkah kamu bertanya selain pada ikan yang berenang? Misalnya kepada tuan-tuan pemburu kartu Prakerja. Aku pernah loh. Jawaban mereka adalah : Belum

Elite politik desa pun sudah pernah kutanya dengan pertanyaan serupa loh. Tapi entah kompakan atau memang kenyataan, jawabannya juga sama : Belum. 

Namun ketika aku bertanya : lah emang arti merdeka itu apasih? 
Jawaban mereka tentu tak sama. 

Emak-emak penggiat Ikatan Cinta banyak yang berkata bahwa merdeka itu ketika mereka bebas dari hutang ke warung tetangga. Suami bisa ngasih uang banyak, untuk keperluan keluarga. Walau miris, mata pencaharian suami mereka banyak yang hilang karena pandemi corona. Ugh! Pantes belum merdeka. 

Tuan-tuan pemburu kartu Pra Kerja jelas berbeda pula jawabannya. Mereka berkata bahwa merdeka adalah ketika istri mereka tidak berhutang kepada warung tetangga. 

Eh sebentar! Ini emak-emak sama Tuan-tuan kok kaya berhubungan? Ah sudahlah! Tak usah dipikirkan. Bukankah penulis memang bebas mengutarakan maksudnya? 

Merdeka Menurut Terjemahan Google 

Iseng-iseng berhadiah nggak ada hadiahnya sama sekali. Aku coba menterjemahkan kata merdeka ke beberapa bahasa. Lalu karena penasaran, si bahasa yg sudah diterjemahkan itu, aku terjemahkan lagi ke bahasa Indonesia. Ngerti nggak? 

Dah! Jangan bingung, baca ulasannya aja langsung biar ngerti, ya! 

Merdeka menurut terjemahan Google bahasa Arab. 

Merdeka berarti (dalam bahasa Arab) laa yaetamid. Karena penasaran, terjemahnya aku balikin lagi. Jadi laa yaetamid itu bahasa Indonesia nya apa. Ternyata bukan merdeka, tetapi "tidak bergantung pada". Mungkin maksudnya adalah merdeka berarti tidak bergantung pada…  selama kita bergantung pada…  selama itu pula kita belum merdeka. 

Emmm.. Kalau jemuran berarti jelas ya, tidak ada baju jemuran yang merdeka. Tapi kalau rakyat Indonesia? Pas Pandemi begini? Hayo coba tebak udah merdeka atau belum. 

Merdeka menurut terjemahan Google bahasa inggris. Kukira yang muncul bakalan freedom. Eh ternyata Google lebih memilih kata "Independen" Untuk mengartikan kata merdeka ke dalam bahasa Inggris. 

Setelah dibalikkan lagi, independent ternyata arti Indonesia nya bukan merdeka, tetapi Mandiri. (Aku juga bingung kenapa Google nggak konsisten, jadi jangan tanya aku ya. Wkwkw) kalau artinya Mandiri, lalu apakah kita sudah merasa merdeka? Apalagi di tengah Pandemi begini. 

Di lain bahasa seperti bahasa China, Korea, India, dan Afrika, artinya juga sama : Mandiri.


Lain hal dengan di atas, Jepang ternyata cukup konsisten. Dalam Google terjemahan ke bahasa Jepang. Merdeka berarti Dokuritsu. setelah dibalikkan, ternyata Arti dari Dokuritsu juga merdeka(Kemerdekaan). Lalu iseng berlanjut dengan mencari kata Dokuritsu di Google dan ternyata ketemu dengan…

Dokuritsu Junbi Cosakai - Inkai

Entah karena Google tahu Indonesia pernah dijajah oleh Jepang. Atau karena memang settingan bahasanya yang begitu. Arti kata merdeka dalam bahasa Jepang adalah Dokuritsu yang kalau dibalikkan terjemahnya jadi sama : Merdeka. 

Usut punya usut, setelah menjelajah beberapa sumber tentang Dokuritsu yang Google tawarkan. Aku ketemu dengan istilah Dokuritsu Junbi Cosakai dan Dokuritsu Junbi Inkai. Keduanya adalah suatu badan yang didirikan oleh Kolonial Jepang yang ingin mempersiapkan kemerdekaan untuk Rakyat Indonesia. Kita sih lebih mengenalnya dengan BPUPK dan BPUPKI. Hayoloh udah tahu BPUPKI itu apa, kan? 

Dari BPUPKI pencarian tentang Merdeka di Tengah Pandemi mulai menemukan titik terang. Karena setelah itu terlahir lah Pancasila. Ceritanya agak panjang sih kenapa BPUPKI bisa nyambung ke Pancasila. Namun yang pasti, di sana dasar negara Indonesia muncul. Alasannya karena Indonesia ingin merdeka. 

Pancasila Menjawab Merdeka di Tengah Pandemi


Nah! Ternyata sambung menyambung iseng ini sampai juga ke sambungan yang lebih serius. Pokoknya lebih nyambung ketimbang skenario Ikatan Cinta. Dan jelas lebih nyata ketimbang manfaat Kartu Pra Kerja. Hehe. Secara pribadi, aku akan mengulas poin penting dari setiap sila dalam Pancasila yang berkaitan dengan pandemi saat ini. 

Ketuhanan yang Maha Esa. Ada yang tahu nggak, dalam burung Garuda, sila pertama ini dilambangkan dengan apa? Hiks...yang jelas bukan bebek nungging ya. Tapi kalau mau jadi duta Pancasila, boleh-boleh aja sih jawab begituan. Hihiks. 

Hematku, sebagai warga Indonesia yang menjadikan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Sebagaimana surat Al Ikhlas yang di dalamnya terkandung makna ketuhanan, sudah seharusnya kita percaya bahwa Allah subhanahuwata'ala itu Esa. Wujud dari rasa percaya ini adalah menjalankan perintah, lalu menjauhi larangan-Nya.

Ada perintah dari Agama (selaku keimanan kita pada Allah yang ESA) ya laksanakan. Ada pernah untuk sholat, ya jalankan. Yang cowok tuh, shalat tepat waktu terus berjama'ah di Masjid. Tapi, di masa pandemi begini, kalau tiba-tiba Masjid dilarang buat sholat berjama'ah? Atau dibatasi jumlahnya? Apakah ini artinya nggak merdeka? 

Soal larangan ini, kita memang wajib menjauhi larangan….selama yang melarang Allah subhanahuwata'ala lewat Firman-Nya, lalu dijelaskan oleh kesepakatan ulama. Dengan begitu, artinya kita sudah bisa dikatakan melaksanakan sila pertama dengan benar. 

Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila kedua ini kalau jawab Merdeka di tengah Pandemi bagaimana? 

Hematku, poin penting sila kedua ini ada di manusia yang adil, dan beradab. Adil itu bisa menempatkan sesuatu sesuai porsinya ya, sesuai ketentuan-Nya juga. Kalau beradab, cara yang dilakukan ini bukan cara yang jauh dari peradaban. Hmmm… aku sih yakin ya kalau mencuri uang rakyat yang sedang dibutuhkan untuk menangani Pandemi, bukan merupakan sifat adil dan beradab. 

Lalu bagaimana merdeka menurut sila kedua ini? Hemat ku(lagi hemat. Kan pandemi) selama kita menjadi manusia yang tahu dan menjalankan hak-kewajiban kita, tentu dengan cara yang beradab, artinya kita sudah merdeka.

Pertanyaan nih…kalau pemerintah melaksanakan vaksin sebagai pemenuhan hak kepada kita agar selalu sehat di tengah pandemi, apakah kita berkewajiban melaksankannya? Yukk jawab yuk. 

Persatuan Indonesia

Kerakyatan yang dipimpin dalam permusyawaratan perwakilan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Merdeka di tengah Pandemi, Sudah Ketemu?

Seperti halnya menjadi versi terbaik dari diri sendiri, 

Related Posts

There is no other posts in this category.

2 komentar

  1. Sebagai WNI yang baik, harus ikut pemerintah, katanya, ehe.. Semoga langkah pemerintah tepat dan amanah, meski behind the scenenya banyak drama dengan bumbu politik tentunya :D.
    Semangat mengikuti eventnya Teh Fira :D

    BalasHapus
  2. Merdeka itu, ketiak aku bebas baca postingan teh fira tanpa di ganggu anak-anak.. Heheheh

    BalasHapus

Posting Komentar