tehfira.my.id

Review Buku Selayang Pandang Sirah Nabawiyah, Buku yang Ringan untuk ilmu yang berat

Apa jadinya jika dosen sejarah penyuka karya fiksi, membuat sebuah buku sejarah dengan gaya tulisan fiksi? Apalagi kalau yang ditulis ini adalah sejarah tentang Nabi Muhammad Sallalahu'alaihi wassalam


Eh, nyatanya ada loh. Nih, Review buku Selayang Pandang Sirah Nabawiyah. ditulis berdasarkan fakta sejarah namun dikemas dengan untaian kata seperti novel fiksi. Menarik nggak sih?


Review Buku Selayang Pandang Sirah Nabawiyah, Buku yang Ringan untuk Ilmu yang Berat

HD Gumilang adalah seorang Dosen sejarah di salah satu Universitas di Tasikmalaya. Di satu sisi, beliau juga aktif di forum lingkar pena (FLP) dan menjabat sebagai Litbang BPP dan Jarwil. 


Dosen pastilah memiliki karya tulis. kalau ilmiah sih udah pasti lah ya, tapi kalau karya fiksi atau buku-buku cerita? kayaknya nggak begitu banyak. 


Selayang Pandang sirah Nabawiyah adalah butiran-butiran Indah yang bisa kita nikmati dengan tenang. dari serangkaian kisah rasulullah selama hidup, kita bisa menyaksikannya secara indah lewat buku Kang HD ini.


Kesan Pertama Membaca Buku Ini


Well, aku pikir sih buku sejarah itu bentuknya tebel terus panjang dan lebar dimensinya itu. Tapi pas lihat buku ini, loh kok kayak Novel yang biasa aku baca. Buku yang tebalnya 346 halaman ini di terbitkan oleh Bitread. Udah ada nomor ISBN juga. 


Setelah membaca bukunya, aku merasa ingin kamu juga ikut membaca, karena ada beberapa hal menarik yang aku rasa, kamu juga bakal suka. Ah... Langsung aja atuh yuk kita ulas hal menariknya. 




5 Hal yang Menarik Dari Selayang Pandang Sirah Nabawiyah


Banyak hal yang menarik yang bisa aku dan kamu dapatkan ketika membaca bukunya. Ini sih bukan soal kelebihan buku ya, tapi soal bagaimana buku ini bisa membuat aku nyaman ketika membacanya. Secara kan, sebenarnya aku jarang banget baca. Apalagi bacaan yang berat-berat. 


Bahasa Buku yang Digunakan Ringan dan Mudah Dibaca


Yap! Bener sekali, bahasa yang digunakan untuk menggambarkan Sirah Nabawiyah ini ringan banget. Apalagi kalau dibandingkan dengan Sirah Nabawiyah yang bukan selayang pandang. Duh! Rasanya baru baca sebentar langsung pengen udahan. Astaghfirullahalazim.. 




Bacaan ringan ini bisa kita dapatkan dari mulai halaman pertama loh ya, begini contohnya. 


Pada waktu itu, semburat pagi baru saja mengerucut. Ada yang mengatakan Senin, 9 Rabiul Awal menurut Syaikh Al Mubarakfuri ataupun 12 Rabiul Awal Tahun Gajah. Seperti pengajaran yang pernah didapatkan di sekolah agama waktu kecil, itu juga pendapat Syaikh Al Buthy serta jumhur ulama lainnya seperti ibnu Ishaq. 


Dikabarkan balkon-balkon istana Kisra Persia tetiba runtuh. Nyala api sesembahan Majusi mendadak padam. Gereja-gereja di Buhairah begitu saja tertelan bumi. 


Selayang Pandang Sirah Nabawiyah halaman 1


Atau di halaman yang lain yang juga tidak kalah ringan namun tetap menjabarkan keadaan waktu itu. 


Sakitnya Abu Thalib tidak ubahnya menjadi peluang bagi mereka untuk menyakiti Rasulullah Salallahu'alaihi wassalam. Namun mereka juga tidak mau, kalau-kalau penduduk Makkah menuduh mereka mencuri kesempatan, "Bahwa Abu Thalib sedang terkapar sakit sehingga tak mampu melindungi Muhammad."


Sejarah dengan Sumber yang Jelas


Untuk menyelesaikan buku Selayang Pandang Sirah Nabawiyah ini. Setidaknya penulis sudah melahap 25 sumber bacaan. Termasuk Al Qur'an dan buku-buku tentang Sejarah Rasulullah. Misalnya saja buku Shirah Nabawiyyah yang ditulis oleh Dr. Mushthafa As Siba'i, atau buku Membangun peradaban : Sejarah Muhammad SAW, Sejak Sebelum Diutus Menjadi Nabi. 


Uniknya dari sumber bacaan yang berat-berat itu, kita bisa membaca hasilnya dengan cukup ringan. Kebayang dong ya aku yang jarang baca ini harus melahap buku sejarah berat. Hehe. Astaghfirullahalazim. 


Beberapa di antara pendapat dari ulama juga langsung disebutkan di bukunya, petikan-petikan ayat Al Qur'an juga dituliskan. 

Pokoknya, meskipun bahasa yang dituliskan cenderung seperti bahasa menulis novel, namun sumber yang dituliskan dalam selayang pandang ini tetap akurat loh. 


Cocok Buat yang Ingin Tahu Sirah Secara Garis Besar


Karena yang ditulis adalah selayang pandang, atau ringkasannya saja. Jadi buku ini cocok banget dibaca kamu yang ingin tahu Sirah secara garis besar. Kisah awal Rasulullah lahir sampai dengan Rasulullah wafat bisa kamu selesaikan paling lambat semingguan. Kalau lagi semangat, buku dengan tebal 340an ini bisa dibaca dalam waktu sehari aja. 


Setiap Bab yang ditulis pastinya membahas satu peristiwa. Misalnya bab 1 yang membahas kelahiran Rasulullah, lalu ada Bab di mana Rasulullah hijrah ke Madinah, Bab perjanjian Hudaibiyah, Bab Haji Perpisahan dan lain sebagainya. 


Meskipun singkat dan padat, tapi alur utama dalam Sirah Nabawiyah ini tidak dihilangkan. 


Menanamkan Semakin Cinta Kepada Rasulullah


Tak kenal maka tak sayang, banyak dari kita yang mengidolakan seseorang karena kita sudah mengenal orang tersebut. Makin jadilah rasa senang  kepada seseorang itu ketika kita tahu latar belakangnya, kita tahu perjuangannya, dan tentu kontribusinya untuk dunia. 


Ketika kita tahu sejarah tentang Nabi Muhammad Sollallohu'alaihiwassalam, seharusnya kita jadi makin sayang sama Nabi. Lebih semangat menjalankan sunnahnya, lebih seneng kalau ikut menceritakan kisahnya kepada orang-orang lain yang belum mengetahuinya. 


Buku yang Direkomendasikan oleh Ahli


Dosen UIN Sunan Gunung Djati, Bandung; DR. Moeflich Hasbullah MA, dalam pengantar buku ini menuliskan :


Sirah Nabawiyah sudah banyak ditulis tapi kurang akrab dengan masyarakat. Dari istilahnya saja, kesannya hanya konsumsi atau bacaan santri yang mengerikan bahasa Arab hasil belajar di pesantren. 


Sirah Nabawiyah yang berbahasa Indonesia sangat jarang. Buku ini dimaksudkan untuk mengisi itu dan ditulis dalam refleksi-refleksi pendek. Harapannya ingin menjembatani buku-buku sejarah Nabi yang ditulis oleh sejarawan dengan yang dituturkan para pendakwah. 


Membaca buku ini dapat mendekatkan Sirah Nabawiyah kepada Masyarakat, mencoba hadir di tengah-tengah buku yang terkenal. 


HD Gumilang yang pernah menjadi mahasiswa saya di Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN Bandung, menulis buku ini dengan keresahan dan rindu pada Nabi. Dua unsur penting agar riwayat Nabi dipaparkan tidak hanya dengan bahasa akademik yang kering, tapi ada sentuhan dan rasa. 


Ketika keresahan dan kerinduan digoreskan dalam karya tulis nyata, pembaca lah yang akan merasakan manfaatnya. 


Penutup


Beberapa kali aku baca buku ini, rasanya seperti melihat sejarah Nabi secara berulang. Seneng, harus, sedih, bahkan marah kurasakan ketika membacanya. Nggak jarang, buku ini juga berpindah tangan kepada orang lain untuk dibaca. Sampai-sampai, covernya sudah terlihat kusut dan mulai robek. Eh karena disentuh Khaulah juga sih. Hehehe. 


Review Buku Selayang Pandang Sirah Nabawiyah ini aku harap sih bisa jadi pengantar yang belum baca bukunya jadi pengen baca, yang belum tahu jadi tahu. Dan kita bisa sama-sama merindu Nabi dengan cara membaca sejarahnya. 


Sekian  dulu deh, semoga bermanfaat ya.... 

Related Posts

7 komentar

  1. MasyaAllaah.. jadi pengen ikutan baca langsung bukunya, Teh.
    Pasti beda banget sensasinya kalau langsung baca sirah nabi. Ada getaran yang ga bisa dideskripsikan dalam hati..

    BalasHapus
  2. Masya Allah mbak. Penulisnya Pak Hd Gumilang. Wah sering denger namanya tapi baru tahu kalo karyanya super gini.

    Ehm, iya buku2 yang membahas sejarah Rasululloh cenderungs eirus dan penuh dengan kata2 yg berat dicerna ya.

    Jadi banyk memberi kesan bosan apalagi untuk generasi skrg walah bakal g kepegang.

    Jika ada buku yg isinya berat tapi disajikan kayak camilan bisa nib direkomendasikan.

    BalasHapus
  3. Masya Allah.. Aku pingin banget baca buku sejarah Islam, sahabat" Rasulullah, kisah" beliau.. Tapi biasanya bukunya terkesan berat banget.

    Setelah baca review ini harus jadi list buku yg harus dibaca nih.. Mkasih mba informasinya :D

    BalasHapus
  4. Namapenulis yag tidak asing, naun buku ini baru gahu sekarang. Hehe. Pastk akan menyenangkan membaca sirah bak menikmati novel. Membuat kita semakin terlena, ingin da. Jngin lagi membacanya.

    BalasHapus
  5. Ku kira dari judul bukunya isinya prosa atau puisi ternyata kisah nabi Muhammad... Jadi penasaran nih sama bukunya...

    BalasHapus
  6. Jadi tertarik untuk baca.. Cari ah...
    Makasih sudah share ulasan...

    BalasHapus
  7. Yaa Allah.. Iya ilmu nya berat banget. Mahal pastinya. Semoga kelak kita bisa berdua dengan Rasulullah tercinta,
    Aamiin

    BalasHapus

Posting Komentar