Pertanian Cerdas Hijaukan Masa Depan dengan Inovasi dan Semangat Tinggi

Tangkapan layar Instagram @fath_afr


“Setiap tanaman punya resepnya sendiri. Tugas kita adalah memahami dan merawatnya dengan cerdas.” — Andi Fathur Radhy 

Kalimat motivasi itu terucap dari salah satu tokoh inspiratif dengan  gagasan dan aksi cemerlang di tengah tantangan zaman  yang menggerogoti iklim, energi, dan ketahanan pangan,

 Memupuk Masa Depan: Inovasi PLTS dan AIoT Skypian Pertanian Cerdas Andi Fathur Radhy dari Sulawesi Selatan

Sosok inspiratif dari timur Indonesia yang menjawab semua tantangan zaman dengan satu kata: Inovasi. Dialah Andi Fathur Radhy, pemuda asal Samata kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, alumnus UIN Alauddin Makasar  yang menyulap pertanian tradisional menjadi laboratorium teknologi hijau masa depan.

Berbekal semangat, ilmu, dan keberanian untuk mencoba hal baru, Fathur mendedikasikan dirinya dengan mendirikan Samata Green House (SGH)—sebuah kebun hidroponik modern yang tidak hanya menghasilkan sayuran segar, tetapi juga menjadi simbol transformasi pertanian berbasis teknologi dan keberlanjSGH berdiri di atas lahan seluas 800 meter persegi, memanfaatkan teknik Nutrient Film Technique (NFT) untuk menanam berbagai jenis sayuran daun seperti selada, pakcoy, dan mint. Dengan tiga rumah kaca dan kapasitas 15.000 lubang tanam, SGH mampu memanen hingga 1,5 ton sayuran setiap bulan. Namun, yang membuat SGH benar-benar istimewa bukan hanya hasil panennya, melainkan cara kerja di balik layar yang menggabungkan energi terbarukan dan kecerdasan buatan.

Energi Surya dan Otak Digital

tangkapan layar Instagram @fath_afr


Langkah pertama Fathur adalah membangun sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkekuatan 5.800 watt. Panel surya ini menyuplai seluruh kebutuhan energi rumah kaca, mulai dari pencahayaan, pengairan, hingga sistem pendingin. Dengan energi mandiri, SGH tidak lagi bergantung pada listrik konvensional, mengurangi biaya operasional hingga diangka 40%. Di tengah ancaman pemadaman listrik dan kenaikan tarif energi, tentu PLTS menjadi solusi cerdas dan berkelanjutan.

Namun inovasi Fathur tidak berhenti di sana. Ia menciptakan Skypian, sebuah sistem Artificial Intelligence of Things (AIoT)  yang menjadi “otak digital” SGH. Skypian memantau dan mengatur seluruh proses pertumbuhan tanaman secara otomatis. Sensor-sensor tersebar di seluruh lahan, mengirimkan data real-time tentang suhu, kelembapan, pH, dan kebutuhan nutrisi. Algoritma AI kemudian menganalisis data tersebut dan menyesuaikan perlakuan terhadap tanaman sesuai kebutuhan spesifiknya.

Dengan konsumsi listrik sekitar 2,5 kW, Skypian mampu mempercepat masa panen hingga dua minggu lebih cepat dibanding metode konvensional. Sistem ini juga memprediksi kebutuhan nutrisi tanaman secara presisi, sehingga pemupukan menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan. Bahkan proses panen dilakukan secara otomatis dengan pengaturan yang presisi, menjadikan SGH sebagai contoh nyata dari pertanian presisi yang menjadi masa depan agrikultur.

Edufarming: Menyebarkan Ilmu, Menumbuhkan Generasi

tangkapan layar Instagram @fath_afr

Bagi Fathur, teknologi bukan sekadar alat bantu, melainkan cara untuk mengubah paradigma. Ia percaya bahwa setiap tanaman memiliki “resep” pertumbuhan sendiri, dan tugas petani adalah memahami serta memenuhi kebutuhan itu dengan cerdas. Dengan Skypian, ia bisa memastikan bahwa setiap sayuran tumbuh dalam kondisi optimal, tanpa perlu intervensi manual yang melelahkan.

Tak berhenti pada produksi, Fathur juga aktif membagikan ilmunya kepada masyarakat melalui program Edufarming. Ia membuka pintu SGH bagi pelajar, petani muda, dan komunitas lokal untuk belajar langsung tentang pertanian berkelanjutan dan teknologi hijau. Ia percaya bahwa inovasi harus inklusif dan berdampak luas. Edufarming menjadi ruang belajar yang hidup, di mana teori bertemu praktik, dan mimpi bertemu kenyataan.

Melalui pendekatan ini, SGH bukan hanya menjadi tempat produksi, tetapi juga pusat edukasi dan pemberdayaan. Anak-anak sekolah dasar hingga mahasiswa pertanian datang untuk belajar langsung dari lapangan, menyentuh teknologi, dan memahami bahwa pertanian bukan pekerjaan kuno, melainkan profesi masa depan yang canggih dan bermartabat.

Pengakuan dan Harapan

Inovasi Fathur tidak luput dari perhatian nasional. Ia terpilih sebagai salah satu finalis Young Ambassador Agriculture 2024 dari Kementerian Pertanian, mewakili Sulawesi Selatan sebagai contoh petani milenial yang adaptif terhadap teknologi dan berkontribusi nyata dalam transformasi pertanian Indonesia. Pengakuan ini bukan hanya pencapaian pribadi, tetapi juga pengakuan atas potensi besar pertanian Indonesia jika digarap dengan visi dan keberanian.

Namun bagi Fathur, penghargaan bukanlah tujuan akhir. Ia melihat SGH sebagai awal dari gerakan yang lebih besar: gerakan pertanian cerdas, mandiri energi, dan berbasis data. Ia bermimpi membangun jaringan kebun pintar di seluruh Indonesia, dari desa-desa terpencil hingga kota-kota besar, agar setiap orang bisa menanam, memanen, dan belajar dari tanahnya sendiri.

Inspirasi dari Timur Indonesia

Kisah Andi Fathur Radhy adalah bukti bahwa revolusi teknologi tidak hanya milik kota besar atau pusat industri. Dari Gowa, ia membuktikan bahwa pertanian cerdas bisa tumbuh di mana saja, asalkan ada semangat, kreativitas, dan keberanian untuk mencoba hal baru. PLTS dan Skypian bukan hanya alat, tetapi simbol harapan—bahwa pertanian bisa menjadi solusi bagi krisis energi, perubahan iklim, dan ketahanan pangan.

Dan di balik semua itu, ada satu pesan kuat: masa depan pertanian Indonesia ada di tangan mereka yang berani bermimpi dan bertindak. Andi Fathur Radhy telah menanam benih masa depan itu. Kini, giliran kita untuk menyiramnya dengan dukungan dan semangat yang sama.

#APA-2025-ODOP/PLM/BLOGSPEDIA

#SatukanGerakTerusBerdampak #KitaSATUIndonesia


Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url



Beri Dukungan

Nih buat jajan